Mengenal Rahmadiani
Rahmadiani lahir di Aceh dan menghabiskan masa kecilnya di daerah dataran tinggi, Kabupaten Pidie, Aceh. Setelah menamatkan sekolah lanjutan pertamanya, Ia meninggalkan melanjutkan pendidikan di salah satu Aliyah di Jakarta Selatan.Awalnya, hanya Ia dan sang ayah saja yang berdomisiali di sana. Setahun kemudian baru ibunya ikut pindah ke Jakarta untuk berkumpul bersama.
Setelah tamat dari Madrasah Aliyah di Jakarta Selatan, anak ke-6 dari 7 bersaudara ini mengikuti UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan lulus di Universitas Negeri Jakarta.
”Alhamdulillah lulus juga di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) di Salemba ketika itu. Namun karena padatnya kuliah di UNJ membuat saya harus memilih salah satu kampus, dengan berat hati berhenti kuliah di LIPIA pada semester ke-lima,” kata Rahma -panggilan akrabnya- saat bincang-bincang dengan media ini.
Selesai kuliah, pada tahun 2003 Ia mulai mengajar di SDIT Insan Rabbani, Bekasi Barat, Jawa Barat sebagai guru honorer pada sekolah tersebut.
“Sejak saat itulah saya bergelut dengan dunia anak dan pendidikan,” katanya mengisahkan.
Tahun 2006 Rahma menikah dan kembali menjadi warga Aceh. ”Tahun 2009 Alhamdulillah lulus PNS di SMP Negeri 2 Simpang Mamplam, Bireuen, Aceh,” katanya.
Di sekolah itu, Rahma mengabdi selama 3 tahun, dan pada tahun 2012 Ia pindah tugas ke SMP Negeri 3 Bireuen selama 2 tahun.
“Pada tahun 2014 saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, karena bisa berkumpul dengan keluarga kecil saya di Banda Aceh dan bertugas di MAS Luqman Al-Hakim, Aceh Besar selama 4 (empat) tahun satminkal di madrasah tersebut, dan masih mengajar sampai sekarang untuk mencukupi 24 JTM,” katanya.
Rahma dan keluarga kecilnya sempat merasakan masa sulit ketika Allah mengujinya dengan terbakarnya rumah tempat tinggal mereka pada tahun 2016.
“Dalam sekejap semua sirna. Rumah yang sudah kami tempati baru 6 tahun, tiba-tiba sudah hitam bekas terbakar, rusak berat tak layak tempati lagi,” kisahnya.
Editor : T Dani
Artikel Terkait