Peuayon Aneuk (Menidurkan Anak) Di Pekan Kebudayaan Aceh Budaya Yang Masih di Jaga

Dani Syah
Ajang Perlombaan Peayon Aneuk Yan Dilaksanakan Pada PKA ke 8 di Museum Aceh Banyak Menarik Minat Penonton (Foto: dani syah/ inews.id)

BANDA ACEH, iNewsKutaraja.id - Budaya Peuayon Aneuk Aceh Yang Menpesona yang dilaksanakan Di Ajang Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke 8 pada Kamis Pagi (9 November 2023) menjadi salah satu rangkaian kegiatan yang sangat tinggi peminatnya.

Dalam Kegiatan Peuyon Aneuk Beragam lirik, irama dan syair di alunkan oleh para peserta dari 20 Kabupaten dan Kota yang mengikuti event Pengayon Aneuk (mengayun anak) yang dilaksanakan di kawasan Museum Aceh, Banda Aceh.

Beragam lagu, atau syair yang didendangkan oleh kaum ibu saat Pengayon Aneuk, mengingatkan pada kita dengan sebuah Lagu Dô Da Idi, merupakan lagu nina bobo versi bahasa Aceh yang dinyanyikan oleh Cut Aja Rizka yang sangat terkenal pada tahun 2000.

Berikut penggalan lagu Do Da Idi sebagai pengingat memori pembaca INewsKutaraja.id sebagai berikut ;

Allah hai dô dô da idi

Boh gadông bi boh kayèe uteun

Rayek sinyak hana peu ma bri

‘Ayéb ngön keuji ureueng dônya kheun

Artinya : 

Allah hai dô dô da idi

Buah gadung dan buah-buahan pohon dari hutan

Cepat besar anakku, tapi tak ada yang dapat ibu berikan

Aib dan keji yang dikatakan orang-orang

seperti itulah kalimat syair lagu Do Da Idi yang penuh makna para pejuang Aceh tempo dulu, dan kini tradisi Peuayon Aneuk yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh pada Pelaksanaan Pekan Kebudayaan, sebagai bentuk untuk melestarikan adat budaya Aceh yang hingga kini terus dilaksanakan oleh masyarakat yang turun terumurun dilakukan.


Peserta dari Kabupaten Pidie Jaya Dalam Ajang Peuayon Aneuk di Museum Aceh Sedang Melantunkan Siar Yang Hendak Tidur dan Meraih Juara Kedua (Foto: dani syah/ inews.id)

Adat atau Budaya Peuayon Aneuk sendiri cukup menarik diaceh terlebih disetiap Kabupaten dan Kota, memiliki keberagaman kisah dan ini menjadi kekayaan Budaya dari 23 Kabupaten dan Kota yang rata-rata mengingatkan kita bahwa makna dari Peuyon Aneuk itu merupakan cerita dan kisah betapa mulianya perjuangan dan pengorbanan sang ibu dalam melahirkan dan membesarkan anak.

"Kami mengadakan event ini sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Aceh pada nilai dan norma adat yang masih terjaga di Aceh, dan sengaja dilaksanakan pada Pekan Kebudayaan Aceh agar semua masyarakat bisa terus menjaga dan melestarikan serta menjaga adat kita dan budaya Aceh" ujar Almuniza kepada Kutaraja.inews.id.

Peuayon Aneuk sendiri merupakan sebuah tradisi yang menjadi adat dimasyarakat Aceh yang dinilai perlu dilestarikan, salah satu tokoh Aceh, H Husaini M Amin (Tengku Bate) menyebutkan menyambut positif kegiatan yang dilaksanakan oleh Disbupar Aceh dalam kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh kali ini.

"Saya menilai kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh kali ini dengan tagline Rempahkan Bumi Pulihkan Dunia sangat menarik terlebih pada kegiatan Peuyon Aneuk karena menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita masih melestarikan adat kita dalam event pariwisata kali ini" Ujar Husaini.

Dilansir dari informasi wikipedia, di Indonesia budaya menidurkan anak dengan menyanyikan lagu yang berisi beragam pesan ternyata juga dimiliki oleh banyak daerah, antara lain adalah Bapukung adalah menidurkan anak dengan cara si anak didudukkan di dalam ayunan yang dibalut dengan kain tapih sebatas leher yang dilakukan oleh Masyarakat Banjar di Kepulauan Riau, biasanya Bapakung dilakukan dengan mengikat tali pengikat ayunan di atas plafon di tengah rumah.

Sementara itu, bagi Masyarakat Batak Toba kebiasaan menyanyikan anak saat tidur disebut dengan Mandideng, saat anaknya saat akan tidur, anak biasanya akan digendong (diompa) dengan kain gendongan yang disebut perompa. Bahkan sering dilakukan dengan cara anak digendong depan atau ompa jolo, bisa juga dimasukkan ke dalam ayunan.

Di Bugis, di Pulau Sulewesi kebiasaan menyanyikan anak saat akan tidur disebut dengan Yabalale adalah tradisi menidurkan anak dalam ayunan sarung dengan nyanyian khas.

Untuk Sumatera Barat kebiasaan menidurkan anak disebut dengan manjujai atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan menidurkan bayi. Ibu-ibu di Sumatera Barat biasanya akan membawa serta bayinya dengan menggendong kemudian mulai bersenandung hingga bayinya tertidur.

Dalam event Peuyon Aneuk pada PKA Ke 8 yang diikuti oleh 20 Kabupaten dan Kota se Aceh, Kabupaten Aceh Jaya berhasil meraih juara pertama lomba Peuayon Aneuk (mengayun anak), Sementara juara kedua diraih oleh Kabupaten Pidie Jaya dan juara tiga oleh Kabupaten Aceh Selatan.


Aceh Jaya Menjadi Juara 1 Dalam Perlombaan Peuayon Aneuk, Disusul Pidie Jaya Meraih Juara 2 dan Aceh Selatan Meraih Juara 3 (Foto: Disbupar Aceh)

Untuk posisi harapan I dan II masing-masing diraih oleh Kabupaten Aceh Tenggara dan Aceh Barat.

Menurut salah satu Dewan Juri Dr. Harbiyah Gani menyebutkan penilaian perlombaan ini dilakukan sesuai dengan judul lomba yaitu Peuayon Aneuk.

 

"Tidak terlalu memfokuskan kepada suara dan lantunan irama melainkan isi dari syair yang dibawakan oleh para peserta," katanya.

 

Seluruh peserta banyak yang membawakan syair yang berisikan pesan agama, kisah heroik masyarakat aceh, kisah kepahlawanan orang aceh jaman dulu serta nasihat kehidupan, dan sejarah-sejarah islam.

“Walaupun bayi belum bisa berbicara tetapi dia mendengar hatinya merekam. Sang anak itu banyak pengaruhnya dari peuayon aneuk,” sambung Harbiyah

Editor : T Dani

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network