MER-C Indonesia membangun sumur dan kamar mandi darurat bagi pengungsi Rohingya di gampong Kulee Kabupaten Pidie. Pembuatan sumur ini bertujuan memenuhi kebutuhan air bagi 172 pengungsi yang masih menempati tempat tersebut.
Sebuah sumur cincin dibangun secara bersama oleh warga Gampong Kulee dibantu dengan beberapa orang pengungsi pada sabtu pagi (10/08/24). Mereka membuatnya di bagian belakang bangunan-bangunan tenda, agar mudah digunakan oleh para pengungsi yang menempati pinggiran pantai desa Kulee.
Koordinator MER-C Aceh, Ira Hadiati menyebutkan umumnya para pengungsi mengalami gangguan penyakit kulit, seperti scabies dan beberapa penyakit kulit lainnya. Penyakit ini timbul akibat kurangnya air bersih dan tidak memadainya Fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK).
Pembangunan sumur dan kamar mandi melibatkan warga sekitar dan dibantu para pengungsi. (Foto:Didik Ardiansyah)
Selain itu kondisi sumur yang sebelumnya telah dibangun, kini tercemar akibat terlalu berdekatan dengan sumur limbah. Alhasil sumur yang sudah ada selama ini tak bisa digunakan lagi karena kondisi airnya sudah tak layak pakai.
Kita juga membangun kamar mandi darurat dengan menggunakan terpal, untuk menambah fasiltas kamar mandi, yang selama ini belum ada dibangun secara permanen dikawasan pengungsian ini “Jelas” Ira Hadiati.
MER-C mengajak semua elemen agar bisa membantu membangun fasilitas MCK dan fasilitas Mandi Cuci Sumur (MCS) sebagai sebuah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam sebuah titik pengungsian.
Untuk diketahui, 172 pengungsi Rohingya yang menempati bibir pantai desa Kulee Kecamatan Batee, sudah hampir setahun berada di lokasi ini. Mereka terdiri dari anak-anak,orang dewasa bahkan lansia. Hingga saat ini mereka belum mengetahui apakah akan berada terus di lokasi ini atau direlokasi ke tempat lainnya.(***)
Editor : Didik Ardiansyah