get app
inews
Aa Read Next : Peuayon Aneuk (Menidurkan Anak) Di Pekan Kebudayaan Aceh Budaya Yang Masih di Jaga

Hasbi Burman Sastrawan Aceh Ingin Terus Berikan Karya Sastranya Untuk Aceh

Senin, 08 Mei 2023 | 16:58 WIB
header img
Hasbi Burman Sastrawan Aceh Yang Masih Berkarya Melestarikan Sastra (foto: inews.id/ Dani syah)

BANDA ACEH, iNewsKutaraja.id - Penggalan lagu yang berjudul 'Untung Kamoe Nyoe' (untung kami ini) yang pernah dihits kan oleh almarhum Muklis, vokalis Band 'Nyowong' (Nyawa) di Aceh ternyata buah karya dari Hasbi Burman, seorang Seniman Sastra terkenal Aceh.

Berikut baik pembuka lagu 'Untung Kamoe' yang familiar di Aceh pada masa konflik Aceh. "mulot cem pala ngon cicem tiong, di ateh tampong meubura-bura, kamoe pengungsi nyang kenong gulong, sion ijakrong cit na nyang geuba" sangat populer ditahun 2009.

Lagu yang menceritakan tentang pengungsi di Aceh dibuat Oleh Hasbi Burman yang lahir di Lhok Buya, Calang, Kabupaten Aceh Jaya (pecahan dari Kabupaten Aceh Barat), Hasbi merupakan Sastrawan yang terkenal pada eranya, bahkan dulunya ia kerap tampil memukau saat menampilkan karya puisinya di tahun 1986 di Taman Budaya Aceh.

Karena banyaknya Karya yang sudah dihasilkan, Koran terbitan Ibu Kota memberikan nya julukan sebagai Presiden Rex, ada 230 Puisi yang sudah diciptakan Hasbi dan kini sudah dibukukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh sebagai bentuk penghargaan pada hasil karya sastranya.

"Ada 230 Puisi dengan nama judul buku Sekeping Hati dibukukan oleh Disbupar Aceh, dan itu karya saya semua," ujar Bang Hasbi kepada Kutaraja.inews.id.

Karya puisi yang berjudul "Keudah" merupakan monolog puisi yang sangat ia andalkan, dan iapun bercerita bahwa untuk melihat karya-karyanya bisa dilihat diyoutube ujarnya ramah.

"Alhamdulillah saya masih suka bertukar pendapat terkait seni dan budaya Aceh, karena hanya itu kelebihan saya miliki," ujar Hasbi sembari menceritakan karya sastra Aceh yang jauh tertinggal dengan kebudayaan daerah lain yang lebih terperhatikan.

Terkait hasil sastra Aceh saat ini, Hasbi berpendapat perlu ada pembinaan khusus secara berkala, yang perlu didukung oleh Dinas terkait, dan Pria yang sudah memiliki 7 anak ini bertutur karya sastra Aceh itu perlu dipahami secara khusus kepada adik-adik kita sekarang dan karena itulah Hasbi Burman sering membenarkan tata bahasa lagu sebelum dinyanyikan dan diedarkan.

Dan seperti ingin memberikan sumbangsih pada pemuda sekarangpun, Hasbi melalui karya musik seperti lagu-lagu terkenal Aceh seperti Untung kamoe nyoe yang dibawakan almarhum muklis dan lagu berjudul cerai yang pernah hits di tahun 2007alah satu lagu terbaik Aceh yang penuh dengan muatan kata-kata sastra Aceh.

"Langit menjulang itu bahasa sastra yang benar dan sering dipakai bahasa yang umum tapi salah seperti memakai kata-kata menjulang tinggi, itu salah, karena makna menjulang adalah kalimat yang memiliki arti lebih dari tinggi dari ketinggian" jelas Hasbi. 

Menurutnya, kata-kata lagu saat ini lebih kepada muatan berbicara keseharian dan mengandung arti yang kurang bisa dimengerti seperti berpisah, ditambahkan cerai, tampa mengerti cerai itu artinya sendiri adalah berpisah, "jadi kita mendengar kata-kata yang berulang ulang" ujar Hasbi.

"Yang terpenting generasi sekarang mau belajar dari pendahulunya agar sastra Aceh tetap berada dijalurnya," sebut Hasbi

Editor : T Dani

Follow Berita iNews Kutaraja di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut