Sabang,Kutaraja.iNews.id - Aceh International Orientering (AIO) hari kedua, berlangsung meriah dengan rute mengitari kota Sabang dan menelusuri jalanan kota. Para pelari yang bermain di kelas Sprint Distance ini, bermain di pemukiman warga dan mendapat sambutan meriah oleh warga kota Sabang
Minggu pagi, 150 peserta orientering mengikuti race (perlombaan) untuk kelas Sprint Distance (jarak dekat). Mereka dilepas di depan Gudang BPKS CT-1, Jl. Malahayati, Kuta Barat, Sukakarya, Kota Sabang. Selanjutnya para pelari menelusuri jalan Perdagang, Taman Kota, Tugu Sabang Marauke, Belakang Polres Sabang dan kembali Finish di Tugu Merah Putih.
Saat menyusuri jalan Kota Sabang, para pelari terlihat mendapat perhatian dari warga kota Sabang. Warga terlihat memberi semangat kepada pelari, agar bisa menemukan titik station yang harus ditemukan oleh pelari orienteering.
Fico Azhari, Adviser Aceh International Orienteering (AIO) menyebutkan, Race hari kedua pada kelas Sprint Distance menjadi challenge atau tantangan bagi seluruh atlet orienteering. Pada race ini, medan area perlombaan yang harus dilalui peserta memiliki karakteristik seperti oldtown (kota tua) dan tatanan bangunan yang presisi, sehingga tercipta variasi lintasan yg multiple choice bagi atlet ketika menuju tiap sasaran yg ingin dituju.
Menurut Fico, course (Arah atau rute) yang dibuat pada katagori Sprint Distance akan membuat atlet menjadi stress dalam bernavigasi, namun menjadikan tantangan bagi mereka untuk menyelesaikan sasaran point yang akan dituju hingga garis Finish.
Seluruh peserta sekitar pukul 10.30 mulai memasuki Garis Finish dan menyelesaikan perlombaan dengan baik. Andi Lalang, salah seorang atlet Orienteering Nasional menyebutkan, sempat terkecoh di titik station 6 dan 8. Akibatnya Andi terpaksa kembali ke titik station 6, untuk mengulangi rute yang harus dilalui dengan benar.
Meski sempat terkecoh dengan jalur yang dibuat oleh tim perlombaan, namun Andi Lalang tetap mengantongi nilai tercepat di kelas Men 21, dengan catatan waktu tempuh 17 menit, 3 Detik dan duduk di urutan 1 dari 55 atlet yang turun dikelas ini.
Ketua FONI Aceh, Abdul Mukti dan salah seorang atlet Orienteering Asal India.
Ketua Federasi Orienteering Nasional Indonesia (FONI) Aceh Abdul Mukti, menyebutkan, usai perlombaan, seluruh pemenang mengikuti proses penyerahan mendali dan uang tunai. Selain memberikan mendali Emas, Perak dan Perunggu di setiap kategori perlombaan, penyelenggara AIO juga memberikan mendali “Finisher” kepada Pelari, yang menyelesaikan race hari pertama dan hari kedua, tanpa melakukan kesalahan. Hal tersebut bentuk apresiasi kepada seluruh pelari orientering yang telah mengikuti race dengan baik dan benar.
Abdul Mukti menyebutkan, event perdana bagi FONI Aceh ini akan dijadikan batu lonjatan, untuk menggelar event orienteering berkelas Internasional lainnya di sejumlah Kabupaten/Kota yang ada di Aceh. Hal ini bertujuan agar olahraga ini bisa berkembang di seluruh Kabupaten/Kota di Aceh, sehingga olah raga ini bisa membumi dan digemari oleh semua kalangan masyarakat di Aceh.
Mukti juga berharap, event AIO bisa menjadi agenda Tahunan, sehingga bisa melahirkan bibit-bibit pelari orienteering muda Aceh, yang nantinya dapat menjadi perwakilan daerah, di berbagai Kejuaraan Nasional bahkan Internasional.
Editor : Didik Ardiansyah