Banda Aceh, iNewsKutaraja.id – Ketua Umum Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Aceh, Amsal Alfian, S.E, M.E, menolak rencana pemerintah dalam melaksanakan penyediaan alat kontrasepsi untuk anak usia sekolah dan remaja dalam PP Nomor 28 Tahun 2024. Menurutnya, tindakan tersebut tidak memiliki korelasi positif dengan kesehatan reproduksi remaja. Sebaliknya, Amsal berpendapat bahwa penyediaan alat kontrasepsi justru dapat menjerumuskan remaja ke dalam pergaulan yang tidak sehat dan seks bebas.
"Kita harus bertindak melindungi generasi penerus dari ancaman degradasi moral. Dengan memberi kemudahan akses terhadap alat kontrasepsi bagi remaja justru bisa disalahartikan sebagai lampu hijau untuk melakukan aktivitas seksual sebelum menikah," tegas Amsal.
Amsal juga justru meminta pemerintah bertindak dengan memberikan pendidikan karakter dan akhlak, serta pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi dari sudut pandang agama dan budaya lokal. Menurutnya, pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi dapat diperoleh melalui pendidikan yang baik dan bimbingan yang tepat dari guru, pemuka agama, dan orang tua.
"Kita perlu memperkuat kurikulum pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai moral dan etika, selain dari informasi mengenai kesehatan reproduksi yang holistik," tambahnya.
PII Aceh mengajak seluruh masyarakat dan pihak terkait untuk bersama-sama menjaga moral dan etika pelajar dan remaja. Mereka berharap ada program-program yang lebih edukatif dan preventif yang dapat diterapkan untuk mencegah perilaku berisiko di kalangan remaja.
Senada dengan Amsal, Komandan Brigade PII Aceh, Moh Rendi Febriansyah juga meminta kepada instansi terkait untuk mempertimbangkan kembali kebijakan penyediaan alat kontrasepsi kepada anak usia sekolah dan remaja. Beliau menyarankan agar fokus lebih diarahkan pada penguatan pendidikan karakter serta penyuluhan yang berorientasi pada pemahaman yang menyeluruh tentang kesehatan reproduksi, sesuai dengan norma dan budaya setempat.
"Kita harus bijak dalam merumuskan kebijakan yang memberi dampak besar pada generasi muda kita. Mereka adalah aset bangsa yang harus dilindungi dari pengaruh negatif yang dapat merusak masa depan mereka." Ujar Rendi.
Editor : T Dani