SUMEDANG, iNewsKutaraja.id - Pengurus Ikatan Mahasiswa Pascasarjana (IMPAS) Aceh - Jakarta melakukan ziarah ke Makam Cut Nyak Dhien dalam rangka menjemput rindu dan mengenang jasa sang sosok tokoh Pahlawan Nasional yang pernah menjadi panglima perang di Aceh saat melawan musuh dibawah jajahan kolonial Belanda.
Nazarullah SE selaku ketua Umum Impas Aceh - Jakarta, menyebutkan alasan IMPAS melakukan ziarah ke makam Cut Nyak Dhien di sumedang bersama sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda Aceh yang dilakukan, Pada Rabu (11/5/2023) merupakan wujud penghormatan dan juga menumbuhkan kembali semangat patriotisme dalam memberi kontribusi untuk Aceh yang sedang mengalami banyak permasalahan terutama dalam hal penanggulan kemiskinan di Aceh, dimana masih menjadi julukan sebagai provinsi termiskin di sumatera.
Dalam kesempatan ziarah bersama ke makam Tokoh Perjuangan Aceh yang sangat terkenal ini, Nasrullah mengajak segenap elemen pemuda dan mahasiswa Aceh di jakarta terutama pengurus IMPAS Aceh - Jakarta bersama-sama mencari solusi bagi pembangunan Aceh.
Terlebih pada saat ini, ia menilai kondisi Aceh tidak mengalami perkembangan apapun, dan ini tak terlepas dari siapa yang kini memimpin Aceh dan dinilai Salah di Urus.
Kemudian disamping itu, ketua IMPAS Nazarullah SE, dengan tegas meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian agar mengevaluasi kinerja Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Ahmad Marzuki.
Menurut Nazarullah, pihaknya menilai PJ Gubernur Aceh Ahmad Marzuki tidak melakukan kinerja yang seperti diharapkan dalam mengurus Aceh. Salah satu indikasinya adalah pengembalian uang SILPA dari anggaran 2022 ke Pemerintah Pusat senilai Rp2,5 triliun.
"Bayangkan, di tengah kondisi Aceh yang saat ini dijuluki termiskin di Sumatera, uang Rp2,5 ttriliun yang bisa digunakan bagi pembangunan Aceh harus dikembalikan ke Pusat karena anggarannya tak terserap. Ini kan benar-benar tidak becus kerjanya," kata Nazarullah mengungkapkan kegelisahannya.
"Kita melihat kondisi Aceh saat ini sangat memprihatikan. Tidak ada jalan lain selain memohon kepada presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja Pj Gubernur Aceh yang nyata-nyata tidak membawa perubahan apapun untuk Aceh," kata Nazarullah.
Di sisi lain, serapan tenaga kerja di Aceh juga dinilai minim lantaran ketersediaan lapangan kerja masih rendah. Akibatnya, lulusan perguruan tinggi banyak yang menjadi pengangguran.
Karena itu, kata Nazarullah, pihaknya akan terus menyuarakan agar pemerintah Pusat mengevaluasi kinerja Pj Gubernur Aceh dan mengirimkan Pimpinan yang terbaik untuk membangun Aceh menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Tentang mengapa permintaan itu disampaikan di makam Cut Nyak Dhien, Nazarullah mengatakan hal itu dilakukan lantaran ingin mengingatkan para pemimpin Aceh bahwa Aceh dulunya dibela dengan pengorbanan nyawa pejuang yang ikhlas berkoban untuk Aceh.
"Kita ingin kembalikan marwah Aceh seperti dahulu Cut Nyak Dhien berjuang untuk Aceh di mana Aceh adalah negeri modal untuk Indonesia. Karena itu kami berziarah sekaligus menjemput rindu dan semangat perjuangan Cut Nyak Dhien sebagai bahan evaluasi dan perenungan kita bersama," kata Nazarullah.
Itu sebabnya, acara ziarah itu diberi tema "Duek Meusapat, Peukoeng Martabat. Meuseuraya lam saboh cita, untuk Aceh yang lebih baik. (Duduk bersama perkuat martabat dalam satu cita untuk Aceh yang lebih baik).
Selain itu ada beberapa tokoh Aceh yang ikut hadir di antaranya Anggota DPD Abdullah Puteh, anggota DPR RI Rafli Kande, mantan Pangdam Aceh Mayjen (Purn) Hafil, Irjen Polisi (Purn) Malta. Mereka berbaur dengan sekitar 400 masyarakat, pemuda, dan mahasiswa Aceh di Jakarta.
Senada dengan Nazarullah, Abdullah Puteh menyebutkan bahwa pembangunan Aceh saat ini sedang koma dan tidak punya prioritas pembangunan. Terlebih Puteh mengaku kaget bahwa masih ada jembatan gantung yang rawan digunakan oleh masyarakat di Aceh.
Karena itu, Puteh berharap siapapun yang memimpin Aceh harus bergerak cepat untuk menciptakan lapangan kerja sebesar-besarnya demi mensejahterakan masyarakat.
Sementara anggota DPR RI Rafli Kande mengatakan dirinya merindukan hadirnya pemimpin yang punya kasih sayang untuk Aceh sehingga benar-benar bekerja dengan melibatkan hati nurani dan batin untuk membangun Aceh seperti diperjuangkan oleh generasi Cut Nyak Dhien dulu.
Editor : T Dani