Budidaya Lobster Di Danau Laut Tawar, Takengon sudah Berbasis Internet

Takengon-inewskutaraja.id - Tingginya antusias masyarakat Aceh dalam pembudidayaan Lobster Air Tawar, membuat Tim Dosen Poleteknik Lhokseumawe melakukan penelitian khusus pada kualitas air berbasis Internet of thing yang bisa dipantau 24 jam dari berbagai lokasi dan tidak terbatas jarak.

Melihat tingginya resiko pada pembudidyaan alami Lobster, menjadikan alasan dari Politenik Lhokseumawe membantu masyarakat Aceh Tengah budidaya lobster dengan sentuhan teknologi, terlebih kita ketahui, masyarakat saat ini masih membudidayakan Lobster berdasar faktor alam, tanpa memperhatikan kondisi lainnya.

Attariq salah satu dosen Politeknik kepada kutaraja.inews.id menyebutkan bahwa teknik pembudidayaan sebenarnya bisa dilakukan lebih praktis dengan sistem monitoring berbasis Internet, "ini adalah sebuah terobosan yang harus dimiliki oleh masyarakat kita, karena dengan teknologi terkini hasil maksimal bisa didapat untuk pembudidayaan," ujar Attariq 

Dan sebelumnya, attariq sudah mempersetasikan teknologi ini melalui sebuah jurnal yang diterbitkan oleh media luar negeri, sebut attariq sambil memperlihatkan jurnal tersebut.

Menurut Radius, salah satu warga Takengon yang ditemui, menyambut baik atas inisiatif dari pihak universitas untuk melakukan penelitian dan pengembangan pada penerapan teknologi baru untuk petani lobster di danau lau tawar, "Kita pastinya sangat berterima kasih atas pengembangan ini, jadi kami bisa memantau dari jarak jauh dan hasil nya lebih maksimal pastinya sehingga kami bisa melakuan pekerjaan lain sambil memantau perkembangan Lobster kami" tutur Radius.

Kawasan Danau Lau Tawar di Aceh Tengah sangat berpotensi menjadi kawasan budidaya udang lobster, terlebih harga udang lobster saat ini sangat bagus dipasarkan, untuk satu kilogram udang lobster bernilai Rp140 ribu rupiah, dan tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi lobster dari lau tawar dikarenakan kini lobster dari lau tawar adalah sangat diburu masyarakat sebagai bahan utama makanan.

Editor : T Dani